|
PANEN RAYA PERTAMA DI INDONESIA PERTANIAN
ORGANIK SRI DI CIANJUR YANG DIHADIRI OLEH PRESIDEN RI BERSAMA MENTERI
PERTANIAN HASIL KERJASAMA MEDCO FOUNDTION DENGAN DEWAN PEMERHATI KEHUTANAN
DAN LINGKUNGAN TATAR SUNDA (DPKLTS), PIMPINAN BAPAK SOLIHIN G.P., DEPARTEMEN
PERTANIAN, DAN YAYASAN ALIKSA ORGANIC SRI ! |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
POINTERS PIDATO
PRESIDEN RI PADA ACARA PANEN PADI SRI/ORGANIK
DI DESA BOBOJONG, CIANJUR - SELASA, 31 JULI 2007
- Beras merupakan bahan
makanan pokok bangsa Indonesia yang setiap tahun kebutuhannya semakin
meningkat sejalan dengan laju pertambahan penduduk.
- Kekurangan beras akan
menimbulkan gejolak sosial di masyarakat bahkan dapat mempengaruhi stabilitas
ekonomi, politik dan keamanan.
- Negara-negara berpenduduk
besar termasuk Indonesia tidak mugkin menggantungkan penyediaan pangannya
pada pasar internasional, karena disamping jumlahya terbatas juga seringkali
sarat dengan kepentingan politik.
- Oleh karena itu terwujudnya
ketahanan pangan nasional yang mencakup ketersediaan, kemandirian dan
kedaulatan pangan merupakan syarat keharusan yang tidak dapat ditawar
tawar lagi.
- Tantangan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia kedepan adalah mencukupi kebutuhan pangannya sendiri
yang diproyeksikan terus meningkat secara signifikan sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, tanpa bergantung kepada negara asing.
- Untuk meningkatkan persediaan
beras dalam negeri, agar setiap akhir tahun tidak terjadi gejolak harga,
maka produksi beras harus ada tambahan sebesar 2 juta ton pada tahun
2007 dan meningkat minimal 5% per tahun. Apabila dapat dipenuhi, maka
stok beras Indonesia dapat lebih aman sehingga lebih menjamin ketahanan
pangan kita.
- Keberhasilan upaya penambahan
produksi 2 juta ton beras diupayakan melalui Gerakan Peningkatan Produksi
Beras Nasional (P2BN) sangat tergantung pada :
- Peran Pemerintah
Daerah dalam menggerakkan potensi masyarakat;
- Komitmen dan peran
aktif kepemimpinan formal dan non-formal;
- Partisipasi seluruh
masyarakat, terutama petani;
- Kelancaran penyediaan
dan pendistribusian saran produksi terutama pupuk dan benih;
- Optimalisasi dan
sinergi pemanfaatan dana baik dari APBN, APBD, perbankan dan swasta;
- Berperannya fungsi
koordinasi dan pengawasan setiap tingkatan.
- Untuk tercukupinya kebutuhan
pangan bagi seluruh bangsa Indonesia, 2 (dua) strategi utama yang harus
ditempuh yaitu pertama mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan
penganekaragaman konsumsi pangan baik pangan lokal maupun nasional dan
kedua terus mencari terobosan baru untuk meningkatkan kapasitas produksi
pangan dalam negeri.
- Persepsi dan apresiasi
masyarakat terhadap jenis pangan non beras harus dapat diperbaiki dan
ditingkatkan, agar ketergantungan masyarakat kepada komoditas pangan
tertentu terutama beras secara bertahap dapat dikurangi.
- Peningkatan kapasitas
produksi pangan nasional khususnya beras perlu terus dikembangkan, dengan
prinsip rendah input namun tinggi output. Disatu sisi tidak terjadi
pemborosan sumberdaya misalnya air irigasi dan sumberdaya buatan (bibit,
pupuk) disisi lain produktivitas yang dihasilkan sangat optimal dan
memberi dampak positif bagi lingkungan hidup.
- Fakta menunjukkan bahwa
sektor pertanian merupakan pengguna air terbesar (80%), dan sampai saat
ini pemanfaatan air irigasi oleh para petani masih dinilai boros. Oleh
karenanya peningkatan efisiensi pemanfaatan air irigasi sangat mendesak
untuk dilakukan.
- Usaha tani padi metode
SRI (System of Rice Intensification) seperti yang kita panen hari ini,
telah mampu membuktikan betapa rendahnya input yang digunakan. SRI menjadi
salah satu alternatif yang perlu dikembangkan, karena selain hemat dalam
penggunaan air dan bibit juga teknologi ini cukup ramah lingkungan.
- Metoda SRI menekankan
perlunya kita menggali dan memanfaatkan kearifan lokal seperti mendaur
ulang limbah sampah dan kotoran hewan yang menghasilkan pupuk organik
yang sangat berguna untuk memperbaiki kualitas lahan pertanian(soil
management), melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman secara
terpadu (Integreted Pest Manajemen), serta berbagai rekayasa budidaya
yang ramah lingkungan.
- Fakta telah membuktikan
bahwa dengan menerapkan metode SRI, produktivitas yang dihasilkan sangat
mengembirakan serta membanggakan, bahkan dibanding dengan ukuran produktivitas
metode konvensional, metode SRI jauh melampauinya. Saya berkeyakinan
apabila metode ini terus dikembangkan oleh para petani, insya Allah
kedepan swasembada pangan bukan hanya impian.
- Namun demikian kita
perlu secara cerdas mengantisipasi tantangan dalam pengembangan SRI,
terutama dari aspek sosial, budaya dan teknis. Tidak mudah memang, memasyaratkan
SRI . Memasyaratkan SRI berarti mengganti paradigma lama dan membalik
ke cara pandang yang baru yang meninggalkan cara-cara ”instan”,
merubahnya ke cara yang lebih ramah lingkugan.
- Tugas aparat pertanian
adalah memberikan fasilitasi bimbingan, pelatihan serta pendampingan
kepada para petani dalam menerapkan SRI, sehingga para petani menjadi
nyaman dalam menerapkan metoda budidaya ini.
|
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Sambutan
Menteri Pertanian Republik
Indonesia Pada acara Panen Padi SRI/Organik
di Desa Bobojong, Kec. Mande, Kab. Cianjur, Jawa Barat-Selasa, 31 Juli
2007
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh,
Yang kami hormati :
- Bapak Presiden Republik
Indonesia
- Saudara-Saudara Para Menteri
Kabinet Indonesia Bersatu
- Saudara Gubernur Provinsi
Jawa Barat beserta jajaran Muspida
- Bapak Solichin GP
- Saudara Para Pejabat Sipil
maupun Militer
- Saudara Bupati Cianjur
- Para Petani khususnya pelaku
SRI
- Hadirin/rat serta undangan
yang berbahagia
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah subhanallahu wata’ala atas limpahan rahmat dan karuniaNya,
sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul dan bersilaturakhmi di tempat
ini dalam keadaan sehat wal’afiat dalam rangka melaksanakan panen
padi SRI bersama Bapak Presiden dan para petani. Hari ini sungguh merupakan
hari yang membahagiakan bagi kita semua khususnya bagi para petani, karena
kita baru saja menyaksikan sebuah keberhasilan yang dilakukan petani kita
dalam menerapkan inovasi baru yaitu usaha tani padi metode SRI, dalam
rangka meningkatkan produksi padi di tanah air kita tercinta ini.
Bapak Presiden serta hadirin
yang berbahagia,
Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional, dewasa ini kita dihadapkan
kepada tantangan yang cukup berat. Salah satu tantangan yang saat ini
sedang menjadi isu yang menonjol adalah semakin menyempitnya luas lahan
pertanian terutama sawah akibat praktek alih fungsi lahan pertanian ke
non pertanian yang cukup marak akhir akhir ini. Lahan sawah subur dan
berpengairan teknis khususnya di Pantai Utara Jawa dewasa ini mengalami
ancaman yang cukup serius untuk dikonversi ke peruntukan pabrik/industri,
pemukiman dan lain lain, akibat rendahnya nilai ekonomi (economic land
rent) dari lahan tersebut.Kita telah dan terus menerus melakukan segala
daya dan upaya untuk dapat mengendalikan laju alih fungsi lahan tersebut.
Upaya yang telah kita lakukan antara lain peningkatan produktivitas lahan
sawah melalui berbagai inovasi teknologi seperti penggunaan varitas unggul
baik hybrida maupun non hybrida, pemupukan berimbang, pengendalian OPT
secara terpadu, penerapan PTT serta SRI. Keberhasilan yang dicapai dalam
meningkatkan produktivitas padi melalui SRI seperti yang kita saksikan
hari ini, secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan petani yang
pada gilirannya akan membuat petani kita termotivasi untuk melindungi
lahan sawahnya dari ancaman konversi.
Bapak Presiden yang kami hormati,
Upaya lain yang sedang dilakukan oleh Departemen Pertanian dalam rangka
mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian adalah bersama sama dengan
DPR - RI melakukan upaya regulasi dengan mempersiapkan Rancangan Undang
Undang (RUU) Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Abadi (LPPA). Upaya ini
dimaksudkan untuk memberikan payung hukum terhadap keberadaan, ketersediaan
dan keberlanjutan lahan pertanian yang menjadi syarat keharusan dalam
mewujudkan ketahanan pangan nasional kita. Penyiapan RUU tersebut saat
ini tengah memasuki tahapan konsultasi publik kepada seluruh stake holders,
dengan harapan agar setelah disyahkannya RUU ini menjadi Undang Undang,
dapat memenuhi aspirasi mayoritas rakyat Indonesia.
Bapak Presiden serta hadirin/rat
yang berbahagia,
Menjaga dan mempertahankan fungsi lahan pertanian serta sumber daya air
yang ada agar berkelanjutan merupakan hal yang mutlak harus dilkakukan
oleh pelaku pembangunan pertanian. Pelandaian produktivitas lahan akibat
kurang tepat dalam melakukan pengelolaan lahan (land management) harus
dicegah dan dihindari. Kearifan lokal seperti yang dikembangkan oleh SRI
dengan pendekatan organik farming, perlu terus digali dan diaplikasikan.
Ditengah kecenderungan menurunnya keandalan irigasi, akibat degradasi
yang terus berlanjut terutama pada DAS hulu, kita perlu arif dalam menggunakan
air irigasi. Pemanfaatan air irigasi harus dilakukan secara hemat dan
bertanggung jawab, dan ini merupakan tanggung jawab bersama pemerintah
dan masyarakat. SRI adalah jawaban yang tepat untuk mengatasi persoalan
inefisiensi dalam pemanfaatan air irigasi.Sudah barang tentu upaya untuk
menjaga, merehabilitasi dan melestarikan fungsi DAS hulu dalam rangka
pelestarian sumber daya air dan lingkungan harus dilakukan secara terpadu
dan terkoordinasi diantara lembaga pemerintah dan masyarakat luas. Untuk
itu Departemen Pertanian pada tahun anggaran 2008 mulai menginisiasi program
rehabilitasi dan konservasi DAS hulu terutama di luar kawasan hutan khususnya
di lahan usaha tani. Program ini akan dititik beratkan untuk menggerakkan
masyarakat khususnya generasi muda dan anak sekolah untuk gemar menanam
pohon. Untuk itu Departemen Pertanian akan menyediakan bibit pohon yang
berkualitas dan memiliki nilai ekonomi secara cuma cuma seperti durian,
nangka, sukun, petai, mangga, jengkol untuk dimanfaatkan dan ditanam di
lahan masyarakat.
Bapak Presiden yang kami hormati,
Untuk mendorong para petani gemar menggunakan pupuk organik dan secara
bertahap mengurangi ketergantungan kepada pupuk kimia bersubsidi, kebijakan
yang ditempuh Departemen Pertanian adalah fasilitasi kepada para petani.
Fasilitasi yang diberikan antara lain pelatihan SRI serta pendampingan
kepada para kelompok tani pelaku SRI seperti yang kita lakukan tahun 2007
ini yang tersebar di 14 Propinsi dan 39 kabupaten. Disamping itu juga
secara selektif Departemen Pertanian juga memfasilitasi alat pengolah
sampah organik menjadi pupuk organik untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok
tani. Program pengembangan ternak ruminansia juga menjadi perhatian Departemen
Pertanian, disamping untuk mencapai sasaran swasembada daging yang kita
harapkan juga limbah yang merupakan hasil sampingan merupakan bahan baku
yang sangat bermanfaat untuk memproduksi pupuk kandang
Bapak Presiden serta hadirin
yang kami hormati,
Kami mengucapkan selamat kepada para petani pelaku SRI yang telah secara
ulet dan tekun terus berinovasi untuk memperoleh capaian produktivitas
yang tinggi sehingga ikut menunjang program pemerintah dalam meningkatkan
produksi beras nasional sekaligus melestarikan lingkungan hidup kita.
Sekian dan terima kasih
Wassalamu’alaikum Warahmatulahi
Wabarahkatuh
Cianjur, 31 Juli 2007
Menteri Pertanian,
Dr.Ir. Anton Apriyantono,
MS |
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
PANEN RAYA PADI SRI ORGANIK - SELASA, 31 JULI 2007
Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa Barat
[Gambar : MEDIA INDONESIA, Selasa 31 Juli 2007/Hal. 13 - Panen Raya Padi
SRI : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Mentan RI Antona Priyantono,
Gubernur JABAR Danny Setiawan, dan Pendiri MEDCO Foundation Arifin Panigoro,
Mengangkat Padi bersama saat Panen raya padi SRI Organik di Desa Bobojong,
Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa Barat.]
TEMPO Interaktif, Cianjur: Hanya dengan
400 ribu hektar lahan padi SRI organik, maka target panen 2 juta ton beras
tahun ini bisa dicapai. Hal ini disapaikan oleh Chief Director Medco Foundation,
Arifin Panigoro, sebelum meresmikan panen raya padi SRI di desa Bobojong
Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Padi SRI yang menggunakan
minim air diperhitungkan menghemat cost produksi, mampu memberikan keuntungan
kepada petani yang tidak memiliki kahan pertanian cukup luas. Menurut
catatan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), petani hanya memliki
lahan kurang dari 0,2 hektar.
Selain dapat menghemat cost produksi
petani, padi SRI juga diharapkan mampu mengurangi alih fungsi lahan pertanian
seluas 45.033.671 yang mulai menyusut beberapa tahun terakhir. Menurut
data dari Biro Pusat Statistik, rata-rata penyusutan lahan pertanian di
Indonesia sebesar 102.780 hektar.[Sumber : Cheta Nilawaty http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/
07/30/brk,20070730-104597,id.html]
400 Ribu Hektar Padi SRI Mampu Penuhi Target 2 Juta Ton Beras, Senin,
30 Juli 2007 09:51 WIB]]
[Gambar : MEDIA INDONESIA, Senin 30
Juli 2007/Hal. 19 - Medoc Foundation Bantu Petani - Pendiri MEDCO Foundation
Arifin Panigoro, didampingi Pendiri YAYASAN ALIKSA ORGANIC SRI Alik Sutaryat,
Ditjen PLA DEPTAN Suhartanto, dan DPKLTS Mubiar Purwasasmita melihat Padi
Unggul seusai jumpa pers di Jakarta, Kamis [26/7]]
Kegiatan panen padi SRI Organik terselenggara
atas kerjasama Medco Foundation dengan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan
Tatar Sunda (DPKLTS) serta Yayasan Aliksa Organik SRI [AOS].
Turut hadir dalam pesta panen padi
Sri mendampingi Presiden SBY adalah Menteri Pertanian, Anton Apriyantono,
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto dan Menteri Sosial Bahtiar Chamsyah,
Menteri Riset dan Teknologi Kadiman, Menteri UKM Suryadharma Ali, Gubernur
Jabar serta Sesepuh (DPKLTS), Solichin GP, Pendiri Medco Foundation, Arifin
Panigoro. Presiden SBY dalam kesempatan itu menyatakan dukungannya terhadap
rencana pengembangan 10 ribu ha lahan padi System of Rice Intensification
(SRI) Organik yang akan dilakukan Medco Foundation di seluruh tanah air.
“Saya sangat dukung pola tanam Sistem SRI ini. Saya sudah saksikan
hasilnya sangat berlimpah. Dan yang penting sistem ini sangat ramah lingkungan,”
ungkap SBY.
Presiden mengingatkan kepada para penyuluh
lapangan yang hadir dalam acara itu untuk bersabar dan tidak kecil hati.
Menurut SBY, tidak secara otomatis pola atau metode SRI langsung dapat
diterima masyarakat. Pada dasarnya masyarakat petani akan bisa menerima
pola cocok tanam yang terbukti baik ini bila sudah melihat hasilnya langsung.
Oleh karena itu kepada para penyuluh lapangan Presiden meminta untuk sabar
dalam mensosialisasikan pola tanam Sri.
Dikatakan, penggunaan pupuk kimia untuk
tanaman padi selain harganya mahal juga berdampak buruk bagi kesuburan
lahan yang diolahnya. Penggunaan pupuk pestisida (Kimia) terbukti sangat
tergantung dari bahan gas. “Dengan SRI beda. Pola ini hanya menggunakan
kompos organik, Sehingga gas dapat dihemat,” tutur SBY dihadapan
para petani penyuluh lapangan yang berasal dari petani peserta penyuluhan
yang tergabung dalam Yayasan Aliksa Organik SRI.
Metode ini telah menjadi solusi dari
bercocok tanam yang hemat air dengan produktivitas tetap berlimpah, namun
ramah dengan lingkungan. Dikatakan, lebih dari 6,5 miliar penduduk bumi
saat ini membutuhkan pangan seperti. Menurut SBY, bila pertanian berkembang
berarti petani ikut berkontribusi sebagai pahlawan penyelamat umat. Diingatkan,
akibat pemanasan global sejalan dengan tuanya usia bumi banyak terjadi
bencana seperti kebakaran hutan, iklim yang tidak menentu lagi. Hal ini
akibat ulah manusia seperti kesalahan mengelola hutan. “Pola SRI
ini saya lihat dapat mencegah kerusakan lingkungan sehingga turut menyelamatkan
bumi,” ucapnya.
Menteri Pertanian, Anton Apriyantono
menyatakan optimis dengan metode SRI maka ketahanan pangan nasional ke
depan dapat tercukupi. Bahkan melalui dukungan pola Sri ini target pemerintah
sebanyak 2 juta ton pertahun dapat dicapai. Diakui, memang tidak bisa
sepenuhnya menggantungkan kepada pola Sri ini. Pasalnya, sistem ini juga
masih memiliki kendala seperti ketersediaan pasokan pupuk organik. Artinya,
tambah Anton pola dengan penggunaan pupuk non organik masih dibutuhkan,
meski produksinya tidak sebaik pola SRI.
Dijelaskan, pihak Deptan bekerjasama dengan DPR RI tengah menyusun RUU
menyangkut konversi lahan yang dirasakan semakin meluas. Pihaknya, tengah
berupaya agar pengalihan lahan (Konversi) dapat dicegah. Tahun 2008 pemerintah
akan memperbanyak reboisasi hutan guna mencegah hilangnya resapan air
akibat hilangnya hutan. Dia berjanji akan mendorong para petani dalam
hal penggunaan pupuk organik dan tenaga penyuluh lapangan yang sangat
dibutuhkan dalam pola SRI.
Dalam kesempatan yang sama Gubernur
Jabar Deni Setiawan mengharapkan pola Budidaya System SRI dapat menjadi
pionir bagi pengembangann lahan padi di tanah air. Menurut Deni, sebanyak
3.800 penyuluh lapangan di Kabupaten/Kota se Jawa Barat membutuhkan teknis
pembinaan dan pupuk organik bagi pengembangan pola SRI. Sedangkan Sesepuh
DPKLTS, Solichin GP menyatakan saat ini baru sekitar 2.400 ha di Jabar
yang menerapkan pola SRI dari total lahan 7.500 ha yang ada.
Arifin Panigoro selaku pendiri Medco
Foundation menyatakan komitmennya pada pengembangan alternatif solusi
swasembada pangan sekaligus meningkatkan taraf kesejahteraan petani. Pihaknya
telah merencanakan mengembangkan 10 ribu ha lahan padi Sri Organik di
Indonesia. Dia optimis dengan hasil produksi kisaran 10 – 12 ton
per ha dibutuhkan 400 ribu ha laha padi Sri Organik guna menutup defisit
produksi beras nasional yang mencapai 2 juta ton per tahunnya. “Kami
butuh dukungan pemerintah untuk membangun 400 ribu ha dapat terwujud,”
pintanya. [Sumber : (Sony)Pusat Komunikasi Publik 300707/http://www.kimpraswil.go.id/index.asp?
link=Humas/news2003/ppw300707soni.htm]]
|
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
PRESIDEN DIDAMPINGI MENTERI PU LAKUKAN PANEN RAYA
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
(SBY) tadi pagi melakukan panen raya padi SRI ORGANIK di desa Bobojong,
Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jabar Senin (30/07. Kegiatan panen
padi SRI Organik terselenggara atas kerjasama Medco Foundation dengan
Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) serta
Yayasan Aliksa Organik SRI.
Turut hadir dalam pesta panen padi
Sri mendampingi Presiden SBY adalah Menteri Pertanian, Anton Apriyantono,
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto dan Menteri Sosial Bahtiar Chamsyah,
Menteri Riset dan Teknologi Kadiman, Menteri UKM Suryadharma Ali, Gubernur
Jabar serta Sesepuh (DPKLTS), Solichin GP, Pendiri Medco Foundation,
Arifin Panigoro.
Presiden SBY dalam kesempatan itu
menyatakan dukungannya terhadap rencana pengembangan 10 ribu ha lahan
padi System of Rice Intensification (SRI) organik yang akan dilakukan
Medco Foundation di seluruh tanah air. “Saya sangat dukung pola
tanam Sistem SRI ini. Saya sudah saksikan hasilnya sangat berlimpah.
Dan yang penting sistem ini sangat ramah lingkungan,” ungkap SBY.
Presiden mengingatkan kepada para
penyuluh lapangan yang hadir dalam acara itu untuk bersabar dan tidak
kecil hati. Menurut SBY, tidak secara otomatis pola atau metode SRI
langsung dapat diterima masyarakat. Pada dasarnya masyarakat petani
akan bisa menerima pola cocok tanam yang terbukti baik ini bila sudah
melihat hasilnya langsung. Oleh karena itu kepada para penyuluh lapangan
Presiden meminta untuk sabar dalam mensosialisasikan pola tanam Sri.
Dikatakan, penggunaan pupuk kimia
untuk tanaman padi selain harganya mahal juga berdampak buruk bagi kesuburan
lahan yang diolahnya. Penggunaan pupuk pestisida (Kimia) terbukti sangat
tergantung dari bahan gas. “Dengan SRI beda. Pola ini hanya menggunakan
kompos organik, Sehingga gas dapat dihemat,” tutur SBY dihadapan
para petani penyuluh lapangan yang berasal dari petani peserta penyuluhan
yang tergabung dalam Yayasan Aliksa Organik SRI.
Metode ini telah menjadi solusi
dari bercocok tanam yang hemat air dengan produktivitas tetap berlimpah,
namun ramah dengan lingkungan. Dikatakan, lebih dari 6,5 miliar penduduk
bumi saat ini membutuhkan pangan seperti. Menurut SBY, bila pertanian
berkembang berarti petani ikut berkontribusi sebagai pahlawan penyelamat
umat. Diingatkan, akibat pemanasan global sejalan dengan tuanya usia
bumi banyak terjadi bencana seperti kebakaran hutan, iklim yang tidak
menentu lagi. Hal ini akibat ulah manusia seperti kesalahan mengelola
hutan. “Pola SRI ini saya lihat dapat mencegah kerusakan lingkungan
sehingga turut menyelamatkan bumi,” ucapnya.
Menteri Pertanian, Anton Apriyantono
menyatakan optimis dengan metode SRI maka ketahanan pangan nasional
ke depan dapat tercukupi. Bahkan melalui dukungan pola Sri ini target
pemerintah sebanyak 2 juta ton pertahun dapat dicapai. Diakui, memang
tidak bisa sepenuhnya menggantungkan kepada pola Sri ini. Pasalnya,
sistem ini juga masih memiliki kendala seperti ketersediaan pasokan
pupuk organik. Artinya, tambah Anton pola dengan penggunaan pupuk non
organik masih dibutuhkan, meski produksinya tidak sebaik pola SRI.
Dijelaskan, pihak Deptan bekerjasama
dengan DPR RI tengah menyusun RUU menyangkut konversi lahan yang dirasakan
semakin meluas. Pihaknya, tengah berupaya agar pengalihan lahan (Konversi)
dapat dicegah. Tahun 2008 pemerintah akan memperbanyak reboisasi hutan
guna mencegah hilangnya resapan air akibat hilangnya hutan. Dia berjanji
akan mendorong para petani dalam hal penggunaan pupuk organik dan tenaga
penyuluh lapangan yang sangat dibutuhkan dalam pola SRI.
Dalam kesempatan yang sama Gubernur
Jabar Deni Setiawan mengharapkan pola Budidaya System SRI dapat menjadi
pionir bagi pengembangann lahan padi di tanah air. Menurut Deni,sebanyak
3.800 penyuluh lapangan di Kabupaten/Kota se Jawa Barat membutuhkan
teknis pembinaan dan pupuk organik bagi pengembangan pola SRI. Sedangkan
Sesepuh DPKLTS, Solichin GP menyatakan saat ini baru sekitar 2.400 ha
di Jabar yang menerapkan pola SRI dari total lahan 7.500 ha yang ada.
Arifin Panigoro selaku pendiri
Medco Foundation menyatakan komitmennya pada pengembangan alternatif
solusi swasembada pangan sekaligus meningkatkan taraf kesejahteraan
petani. Pihaknya telah merencanakan mengembangkan 10 ribu ha lahan padi
Sri Organik di Indonesia. Dia optimis dengan hasil produksi kisaran
10 – 12 ton per ha dibutuhkan 400 ribu ha laha padi Sri Organik
guna menutup defisit produksi beras nasional yang mencapai 2 juta ton
per tahunnya.“Kami butuh dukungan pemerintah untuk membangun 400
ribu ha dapat terwujud,” pintanya.
Dirjen Sumber Daya Air Iwan Nusyirwan
Diar menjawab pertanyaan menyatakan Ketersediaan air di waduk-waduk
utama di Indonesia saat ini dalam kondisi waspada dan kering. Hal ini
akan mengganggu pencapaian target pemerintah meningkatkan produksi beras
nasional sebanyak 2 juta ton tahun ini sehingga perlu dilakukan teknologi
modifikasi cuaca berupa hujan buatan. Namun demikian, teknologi ini
harus didukung oleh faktor cuaca yang mendukung.
Pemerintah sendiri akan memaksimalkan
peningkatan produksi beras nasional di 16 provinsi yang memiliki waduk.
Direktur Irigasi Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Departemen PU, Muhammad
Hasan mengatakan secara nasional areal irigasi yang dimiliki Indonesia
saat ini seluas 6,7 juta hektar dimana 1,5 juta hektar dalam kondisi
rusak dan memerlukan rehabilitasi.Pemerintah akan mengembangkan Jaringan
Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) seluas 103 ribu Ha serta jaringan
Irigasi Desa (Jides) seluas 100 ribu Ha. Pemerintah juga akan mengembangkan
tata air mikro seluas 50 ribu Ha yang tersebar di 16 provinsi, serta
optimalisasi lahan 70 ribu Ha di 15 provinsi. Pencetakan sawah baru
juga akan dilakukan seluas 12 ribu Ha di 12 provinsi.(Sony)
[Sumber : Pusat Komunikasi Publik/300707]
http://www.pu.go.id/index.asp?link=Humas/news2003/ppw300707soni.htm
|
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
PANEN RAYA PADI SRI ORGANIK
Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa Barat
MELANGKAH
KE DEPAN
[30 Juli 2007/Cianjur, Jawa Barat]
LATAR BELAKANG
Medco Foundtion bekerjasama dengan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan
Tatar Sunda (DPKLTS), pimpinan Bapak Solihin G.P., Departemen Pertanian,
dan Yayasan AliksaOrganic SRI telah merintis terbentuknya pola kemitraan
petani padi SRI organic dengan korporasi melaluui skema pemberdayaan petani.
Langkah pertama adalah pengembangan
lahan percontohan padi SRI organic seluas 7,5 hektar di Desa Bobojong,
Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang akan panen pada 30
Juli 2007 bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Solihin GP,
Mentri Pertanian Bapak Anton Apriyantono, Mentri PU Bapak Joko Kirmanto,
Gubernur Jawa Barat Bapak Danny Setiawan, dan Bapak Arifin Panigoro.
HIGHLIGHTS/PESAN
PENTING
- Metode penanaman padi
System of Rice Intensification (SRI) organic tidak menggunakan bahan
kimia dan pestisida, sehingga pembubidayaan padi SRI organic berperan
penting dalam menjag kelestarian lingkungan dan sehat untuk dikonsumsi
warga;
- Padi SRI organic dikembangkan
dengan varietas Sintanur;
- Panen padi SRI organic
2 – 3 kali lipat dari volume panen padi konvensional yang memakai
pestisida dan pupuk kimia
- Produktivitas padi SRI
organic yang tinggi dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kesejahteraan
petani;
- Padi SRI organic dapat
menjadi solusi defisit produksi beras nasional yang mencapai 2 juta
ton pertahun; optimisme ini berangkat dari hasil produksi SRI organic
yang mencapai 10 – 12 ton per hektar, sehingga diperlukan 400
ribu hektar sawah padi SRI organic agar Indonesia menjadi negara swasembada
beras;
- Perlu segera upaya identifikasi
potensi lahan padi SRI organic di Indonesia; sejauh ini Dirjen Sumber
Daya Air Depertemen Pekerjaan umum telah melakukannya dengan bantuan
pendanaan dari Jepang, yang tercakup dalam proyek “Decentralized
Irrigation System Improvement Project in Eastern Region of Indonesia
(DISIMP).”
- Pola kemitraan di Desa
Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, adalah bukti pengembangan
potensi swadaya masyarakat madani (civil society) untuk membudidayakan
padi SRI organic; dunia usaha dapat terlibat melalui rangka corporate
Social Responsibility (CSR);
- Pemerintah perlu mendukung
keterlibatan masyarakat termasuk kalangan BUMN, misalnya, bantuan permodalan
oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam program pemberdayaan petani melalui
pembudidayaan padi SRI organic;
- Medco telah menjajaki
kerjasama dengan BRI, Bank Agro dan Bank Saudara untuk mengembangkan
10 ribu hektar lahan padi SRI organic padi musim tanam berikutnya dengan
total pendanaan Rp 100 miliar;
- Keterlibatan korporasi
atau masyarakat madani yang lebih luas dalam pembudidayaan padi SRI
organic dapat menjadi jalan bagi munculnya social entrepreneurship dari
pola kemitraan antara petani dan dunia usaha; {Dikutip dari PANEN RAYA
CIANJUR/Brosur MEDCO FOUNDATION/AOS/DPKLTS}
|
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
PANEN PERDANA PADI SRI ORGANIK
Selasa, 31 Juli 2007
Sumber: http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/07/30/2082.html
Cianjur: Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono hari Senin (3/7) pagi melakukan kunjungan kerja
ke Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, untuk melakukan
panen perdana Padi System of Rice Intensivication (SRI) Organik.
Presiden beserta
rombongan tiba di lokasi pada pukul 09.35 WIB, langsung disambut oleh
Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, Ketua DPRD dan anggota Muspida setempat
serta ratusan siswa-siswi Sekolah Dasar setempat yang memegang bendera
merah putih.
Setibanya
di lokasi, SBY beserta rombongan terbatas berjalan kaki menuju lokasi
Panen perdana Padi SRI Organik. Sebelum menuai padi, SBY mengunjungi panel
SRI Organik, kemudian diberikan penjelasan mengenai keunggulan jenis padi
tersebut. Kemudian, Presiden didampingi Mentan Anton Apriyantono, Bupati
Cianjur, mengawali panen Padi SRI Organik yang kemudian diikuti oleh para
petani. Dengan menggunakan sabit, Presiden SBY melakukan panen perdana
padi SRI Organik yang sudah menguning di areal seluas 7,5 hektar.
SRI Organik
adalah metode penanaman padi tanpa menggunakan bahan kimia dan pestisida,
sehingga berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sehat
untuk dikonsumsi. Keunggulan padi SRI Organik antara lain dapat menghemat
biaya produksi (biaya bibit dan pemakaian air), ramah lingkungan karena
tidak ada pemakaian toksin dan sintetis, serta memiliki produktivitas
tinggi.
Lahan seluas
7,5 hektar di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur dipilih
menjadi lahan percontohan padi SRI Organik yang merupakan hasil kerja
sama antara Medco Foundation, Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan
Tatar Sunda (DPLKTS) dan Yayasan Aliksa Organik SRI.
Presiden SBY
dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa populasi manusia akan terus
bertambah di tahun mendatang. "Semua memerlukan pangan, sebagian
besar justru memerlukan beras. Oleh karena itu kalau pertanian berkembang
baik, petani berkontribusi secara sungguh-sungguh, berarti benar-benar
menyelamatkan dunia," kata SBY. Apalagi dengan adanya padi SRI ini,
diharapkan kerusakan lingkungan dapat dicegah di negeri ini. "Dengan
demikian kita menjadi bagian dari penyelamatan dunia, bukan dari perusak
dunia. SRI benar-benar dapat menyelamatkan bumi, dunia dan negeri kita,"
kata SBY.
Mentan Anton
Apriyantono mengungkapkan, saat ini pemerintah dan rakyat mendapatkan
tantangan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. "Tantangan tersebut
adalah semakin kurangnya lahan sawah subur yang memiliki pengairan teknis
baik karena adanya laju alih penggunaan lahan pertanian," ujar Anton
dalam sambutannya. Namun, Anton melanjutkan, untuk menanggulangi hal tersebut,
pemerintah saat ini tengah berusaha untuk mengendalikan laju alih penggunaan
lahan pertanian. "Deptan bersama DPR-RI membuat RUU penggunaan lahan
abadi dalam mewujudkan kemandirian pangan yg menjadi sarat keharusan dalam
ketahanan pangan nasional," tambah Mentan.
Untuk mendorong
petani menggunakan pupuk organik, pemerintah memfasilitasi petani dengan
memberikan pelatihan kepada petani SRI yg tersebar di 14 provinsi untuk
menggunakan alat pengolah sampah organik. Dalam kesempatan tersebut, Presiden
SBY menyerahkan bantuan berupa Alat Pengolahan Pupuk Organik (APPO) senilai
Rp. 12,25 milyar untuk 25 provinsi di seluruh Indonesia secara simbolis
kepada 5 orang petani dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain Tengku
Ramli Bugis dari Keluarga Tani Hase Merurata Nanggroe Aceh Darussalam,
Cepi Husni Mubarrok dari Keluarga Tani Rindu Alam Jawa Barat, Yoseph Imran
dari Keluarga Tani Larinor 4 Nusa Tenggara Timur, Miyati dari Keluarga
Tani Paguyuban Jawa Timur,
serta Pangrasius Samkai dari Keluarga Tani Cemara Pantai Papua Nugini.
Presiden SBY
juga sempat melakukan dialog dengan para petani dari berbagai provinsi
di Indonesia. Mereka menceritakan segala macam pengalamannya selama menjadi
petani. Ada juga yang memberi masukan kepada Presiden agar SRI dapat tersebar
di seluruh Indonesia.
Tampak hadir
dalam rombongan Presiden antara lain Menteri PU Djoko Kirmanto, Mensos
Bachtiars Chamsyah, Menkop UKM Suryardharma Ali, Menristek Kusmayanto
Kadiman, Seskab Sudi Silalahi serta Jubir Presiden Andi A. Mallarangeng.
Usai melakukan kunjungan kerja di Cianjur, Presiden SBY beserta rombongan
langsung menuju Cipanas untuk mengunjungi Pasar Cipanas yang terbakar
belum lama ini. |
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
PRESIDEN MINTA PEMDA TINGKATKAN PRODUKSI PADI
Sumber : http://www.menkokesra.go.id/content/view/4613/39/
KESRA--30
JULI; Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan para gubernur, bupati
dan walikota agar aktif meningkatkan produksi beras dan jika ada pejabat
yang tidak mampu melakukan hal itu, maka mereka akan mendapat peringatan.
"Nanti
yang tidak serius akan kita beri kartu merah (peringatan keras). Bukan
hanya kartu kuning (peringatan biasa)," kata Presiden dengan tegas
di Cianjur, Jawa Barat, Senin (30/7). Yudhoyono mengemukakan hal itu pada
acara panen padi yang menggunakan sistem System of Rice Intensification
(SRI) organik yang ramah lingkungan dan memiliki produktifitas yang tinggi.Selain
memerintahkan para pejabat daerah untuk aktif meningkatkan produksi beras,
Kepala Negara juga mengajak para petani melakukan hal yang sama.
"Saya mendukung penuh dan saya minta marilah kita kembangkan padi
SRI seluas-luasnya," kata Presiden pada panen padi SRI Organik di
Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebelum
memberikan sambutan, Presiden Yudhoyono secara simbolis melakukan pemotongan
padi sebagai tanda dimulainya panen padi SRI Organik di atas lahan seluas
7,5 hektare di lokasi persawahan tersebut.
Menurut Presiden,
padi SRI organik merupakan contoh nyata dari pembangunan berkelanjutan
yang ramah lingkungan sehingga perlu diterapkan seluas-luasnya. Padi SRI,
katanya, terbukti merupakan cara bercocok tanam yang hemat air, namun
berproduktifitas tinggi. Selain itu, keunggulan padi SRI organik juga
tidak memerlukan pupuk nonorganik, sehingga bisa ikut membantu pemerintah
mengurangi penggunaan gas yang menjadi bahan utama pembuatan pupuk non
organik.
"Metode
penanaman padi SRI organik juga dapat menjadi solusi mengatasi problem
sampah, karena bahan organik dari sampah bisa digunakan sebagai pupuk
kompos yang bermanfaat bagi budidaya padi SRI organik," katanya.
"Dengan padi SRI Organik, produktifitas akan naik tanpa merusak lingkungan,
itu kuncinya. Sehingga kita ikut bertanggung jawab pada anak cucu kita,"
katanya.
Presiden menambahkan
produksi pangan nasional harus dinaikkan dan untuk tahun 2007 pemerintah
menargetkan peningkatan produksi beras sebesar dua juta ton."Gubernur,
bupati, walikota harus berjuang habis-habisan. nanti yang tidak serius
akan kita kasih kartu merah, bukan hanya kartu kuning. Kalau tidak peduli,
tidak mau kerja ya kartu merah. Setuju?," tanya Presiden yang disambut
hadirin dengan teriakan "setuju".
Menurut Presiden,
jika persediaan pangan nasional berkurang, maka harga akan bergejolak
sehingga menyebabkan masyarakat menderita.Nampak hadir dalam acara tersebut
Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,
Mensos Bachtiar Chamsyah, Menkop dan UKM Suryadharma Ali, Gubernur Jawa
Barat Danny Setiawan, Ketua Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar
Sunda (DPKLTS), Solihin GP, dan pimpinan Medco Foundation, Arifin Panigoro.
Sejumlah gubernur
juga nampak hadir, seperti Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang. Dalam
kesempatan itu, Presiden menyerahkan bantuan secara simbolis berupa alat
pengolah pupuk organik (APPO) senilai Rp12,25 miliar untuk 300 kabupaten
di 32 Provinsi.
Medco Foundation
menggandeng DPKLTS dan Yayasan Aliksa Organik SRI mengembangkan lahan
percontohan padi SRI organik ramah lingkungan di Desa Bobojong, Cianjur,
tersebut pada lahan seluas 7,5 hektare. Rencananya pada musim tanam berikutnya
Medco akan mengembangkan hingga 10.000 hektare padi SRI organik. Panen
di atas lahan seluas 7,5 hektare itu merupakan titik awal dari dukungan
Medco Fondation dalam pengembangan padi SRI organik sebagai alternatif
untuk mewujudkan swasembada pangan nasional dan perbaikan kesejahteraan
petani.
System of
Rice Intensification (SRI) adalah metode budidaya tanaman padi yang dilakukan
secara intensif, efisien, dan ramah lingkungan. Budidaya padi jenis ini
dilakukan dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada
pengelolaan tanah, tanaman, dan air.
Ketua DPKLTS,
Solihin GP, mengatakan semua bahan yang digunakan dalam budidaya ini berasal
dari alam, sehingga ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan manusia.
"Pertanian padi metode SRI organik mampu memberikan produktifitas
padi yang lebih tinggi dibandingkan metode pertanian konvensional,"
katanya. (cn/broto) http://www.menkokesra.go.id/content/view/4613/39/ |
ALIKSA
ORGANIC
SRI NAGRAK
BACK
TO
NATURE
SAVE
THE
FUTURE !
|
MENGAPA HARUS SRI ?
SYSTEM
OF RICE INTENSIFICATION ( SRI ) / (SISTEM INTENSIFIKSI PADI )
Oleh : Alik Sutaryat [Ketua YAYASAN ALIKSA ORGANIC SRI].
MENGAPA
HARUS SRI ?
- TERKAIT
MASALAH-MASALAH TANAH
- PRILAKU
BUDIDAYA TANAMAN
- MASALAH
DAN PENGELOLAAN AIR
APA
ITU SRI ?
CARA BUDIDAYA TANAMAN PADI INTENSIF DAN EFISIEN DENGAN PROSES MANAGEMENT
SYSTEM PERAKARAN YANG BERBASIS PADA PENGELOLAAN :
BAGAIMANA
PROSES MELAKUKAN SRI ?
- IDENTIFIKASI
MASLAH-MASALAH USAHA TANI :
- MENGETAHUI
MASALAH
- MENGERTI
MASALAH DAN
- MEMAHAMI
MASALAH
- MEMBANGUN
PANDANGAN PENGELOLAAN AGRO EKOSISTEM PADI SAWAH YANG HOLISTIK.
- MEMAHAMI
EKOLOGI TANAH
- MENGUJI
DAN MEMBUKTIKAN PERANAN BAHAN ORGANIK DI SIFAT SIFAT TANAH.
- PROSES
PEMAHAMAN SRI :
- PESEMAIAN
- CARA
TANAM
- JARAK
TANAM
- PEMUPUKAN
- PENGELOLAAN
AIR
- PENYIANGAN
- PENGENDALIAN
HAMA
HASIL
DAN DAMPAK SRI
- PRODUKSI
MENINGKAT 6,8 - 9,2 TON/HA
- TUMBUH
DAN BERKEMBANG NILAI KEARIFAN LOKAL
- KESWADAYAAN
PROSES PEMBELAJARAN SRI DI TINGKAT LAPANGAN BAIK PETUGAS/PETANI BERKEMBANG
- PENINGKATAN
PEMAMFAATAN POTENSI LOKAL
- MENUMBUHKAN
DAN MENGEMBANGKAN KEANEKARAGAMAN USAHATANI : PETERNAKAN/ PERIKANAN
- EFISIENSI
PENGGUNAAN AIR
- PENERAPAN
PHT NYATA
- KESEHATAN
DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN LEBIH TERJAMIN
- DIDAPAT
PRODUK SEHAT, TAHAN DAN KUALITAS RASA ENAK
- PEMBERDAYAAN
KAWASAN KERJA, KAWASAN PERAN DAN KAWASAN SOSIAL NYATA.
PROGRAM
PENGEMBANGAN SRI
- -PELATIHAN
PETUGAS/ PETANI
- -POENERAPAN
SRI DI TINGKAT LAPANGAN
- -TOT BAGI
PETUGAS/ PETANI
- -PELAKSANAAN
SL SRI OLEH ALUMNI TOT DAN PENERAPAN SRI DI LAPNGAN
- -KELEMBAGAAN
DAN PENGORGANISASIAN SRI.
|
|
Hubungi
:
Boy Darmawan
GSM : 62+08159177843
CDMA : 62+021+93065922
Email : boysd1377@yahoo.co.id
-:
Contact Details :-
PT. GOLDEN
ARROW INDONESIA
Jl. Pangeran Antasari No. 48, Cilandak Barat
Jakarta Selatan 12430, INDONESIA
Telp. : (62-21) 98299007
Fax. : (62-21) 7691124
Email : ptgoldenarrow@gmail.com
MSN : arrowjkt
YM ID : arrowjkt
|
|
|